Pengertian Flu burung, cara penularan, gejala, perawatan dan pencegahannya. Penyakit flu burung yang dalam bahasa inggrisnya disebut avian influenza sempat menjadi salah satu penyakit akibat virus yang sangat mematikan. Flu burung atau H5N1 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkiti burung dan mamalia namun akhirnya menular ke manusia.
Pada tanggal 8 Februari 2006, OIE mengumumkan bahwa Nigeria sebagai negara pertama yang memiliki kasus positif flu burung di benua itu. Dua pekan kemudian, virus H5N1 ditemukan di sebuah desa kecil di Niger, sekitar 72 km dari perbatasannya dengan Nigeria. Virus ini juga menyebar ke Mesir dan Kamerun dan akhirnya menyebar ke beberapa negara-negara lain.
Penularan
Cara penularan virus flu burung dapat melalui kontak langsung dengan burung liar dan unggas ternak yang terjangkit H5N1. Pada kasus yang terjadi di Asia Tenggara kebanyakan penularannya terjadi melalui jalur transportasi atau peternakan unggas dan burung-burung liar yang melakukan migrasi.
Selain itu penularan juga dapat melalui makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang dimasak dengan matang akan terhindar dari virus ini. Ini karena virus H5N1 akan mati dalam suhu yang tinggi. Namun pada suhu rendah virus ini dapat bertahan. Makanan yang didinginkan atau dibekukan dapat menyimpan virus H5N1.
Gejala
Gejala-gajala umum ketika terinfeksi adalah demam tinggi, keluhan pernapasan dan sakit perut. Gejala lengkapnya dapat berupa :
- Demam sekitar 39 derajat Celsius
- Batuk
- Lemas
- Sakit tenggorokan
- Sakit kepala
- Tidak nafsu makan
- Muntah
- Nyeri perut
- Nyeri sendi
- Diare
- Infeksi selaput mata (conjunctivitis)
Gejala tingkat lanjut dapat menyebabkan severe respiratory distress atau sesak napas hebat. Hal ini karena infeksi flu burung menyebar ke paru-paru dan menyebabkan radang paru-paru.
Gejala di Hongkong tahun 1997 berupa : demam, batuk pilek, sakit tenggorokan, muntah, dan keluhan pusing.
Sedangkan di Vietnam di tahun 2004 mempunyai gejala yang berbeda. Pasien yang terjangkit virus H5N1 tidak mengeluh sakit tenggorokan atau pilek namun mereka malah menderita diare dengan tinja yang cair.
Perawatan
Obat-obatan yang diberikan pada pasien berupa obat penurun panas dan antivirus. Obat antivirus yang diberikan pada pasien adalah jenis yang menghambat replikasi dari neuramidase (neuramidase inhibitor), antara lain Oseltamivir (Tamiflu) dan Zanamivir. Namun yang perlu diperhatikan adalah setiap antivirus tersebut mempunyai efek samping dan perlu diberikan dalam waktu tertentu dan dengan anjuran dokter.
Selain itu obat yang diberikan biasa sesuai dengan gejalanya bila batuk, pasien dapat diberi obat batuk; kalau sesak dapat diberi obat jenid bronkodilator untuk melebarkan saluran napas yang menyempit. Namun jika keadaan pasien terus memburuk, tidak mungkin perlu dipasang alat ventilator untuk membantu pernapasannya.
Pencegahan
Pasien yang tertular virus tidak selamanya akan menimbulkan sakit. Namun, hal ini dapat membahayakan di kemudian hari karena virus selalu bermutasi sehingga memiliki potensi patogen pada suatu saat. Oleh karena itu, jika ditemukan hewan atau burung yang mati mendadak pihak otoritas akan membuat dugaan adanya flu burung. Untuk mencegah penularan, hewan lain di sekitar daerah yang berkasus flu burung perlu dimusnahkan dan dicegah penyebarannya
Tangan harus dicuci sebelum dan setelah memasak atau menyentuh bahan makanan mentah. Kebersihan diri perlu dijaga pula dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan tubuh dan pakaian juga perlu dijaga
Unggas sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat tinggal. Peternakan harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi risiko penularan.
Daging unggas harus dimasak sampai suhu 70 derajat C atau 80 derajat C selama sedikitnya satu menit
Gunakan pola hidup sehat untuk membantu ketahanan tubuh, seperti makan makanan bergizi, istirahat yang cukup dan olah raga teratur.
Sumber referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Flu_burung diakses tanggal 22 agustus 2014
http://indonesiaindonesia.com/f/13820-flu-burung-gejala-penularan-and-pencegahannya/ diakses tanggal 22 agustus 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar